Kamis, 27 Agustus 2009

Di Indonesia, 1,7 Juta Orang Buta Aksara


Hasil penelitian Pusat Statistik Pendidikan (PSP) menyebutkan bahwa sampai akhir tahun 2008 terdapat 1,7 juta penduduk Indonesia yang buta aksara. Wilayah perbatasan sangat rawan terjadi tindak kejahatan, antara lain penyelundupan manusia, perdagangan manusia, perdagangan gelap senjata, narkoba, pembalakan liar, pencurian ikan, dan penebangan liar.

Mereka akan menjadi prioritas pemerintah jika target rencana strategis (renstra) pendidikan nasional hendak dicapai. “Berdasarkan hasil survey PSP, masih terdapat 5,96 persen penduduk yang buta aksara. Sedangkan target pemerintah pada akhir tahun 2009, penduduk buta aksara diharapkan tinggal 5 persen,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Non-Formal dan Informasi Depdiknas, Hamid Muhammad.

Hamid optimistis, sebelum akhir 2009, target sudah tercapai. Tapi, persoalan yang sesungguhnya bukan sekadar mengentaskan buta aksara. “Melainkan bagaimana membuat warga yang buta aksara itu menjadi lebih berdaya dan memiliki keterampilan hidup,” jelasnya.

Menurut Hamid, sudah waktunya filosofi pengentasan kemiskinan buta aksara harus diubah dari sekadar membuat orang dapat membaca, menulis dan berhitung menjadi lebih kepada pemberdayaan masayarakat.

Di lain pihak, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar Masyarakat (SKB) dianggap sebagai ujung tombak institusi atau lembaga pendidikan yang sangat penting untuk menjaring kalangan yang terpinggirkan dan tidak memperoleh akses pendidikan formal. Dua lembaga informasi ini juga berpotensi untuk mendukung pengentasan buta aksara.

“Melalui PKBM diharapkan program utama pendidikan keaksaraan pada orang dewasa dapat dilaksanakan secara optimal,” ujar pakar pendidikan dan dosen Univeritas negeri Jakarta, Prof Napitupulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar